Telah ku putusan ikatan
Pertunangan dengan angan angan
Kerana kini telah aku tahu
Ianya bukan lagi kenyataan
Tapi ianya satu kesesatan
Namun kalian tak perasan
Kini akulah seniman ilahi
Melihat kalian yang masih bermimpi
Aku berduka
Lalu ku hadiri majlis majlis
Kehidupan kalian
Bergembira
Aku mampu lagi tersenyum
Aku rela tertawa besama
Aku meneguk apa kalian minum
Alu menjamah apa yang kalian makan
Aku mengikut rentak kamu berdansar
Melayan karenah
Aku bagai nak gila
Dan aku tak percaya
Seandainya engkau melihat
Disebalik tabir hati ini
Seniman ini masih menanggis
Persembahan masih belum bererti
Untuk dirasakan
Walau pun sekadar hanya berpuas hati
Bila kesaorangan
Menanti tabir siang tertutup
Bila mata mata lampu kalian lelap
Sendang nyeyak lena tertidur
Kalau engkau berada dibelakang tabir
Engkau akan melihat seniman ini menanggis
Menatap wajah wajah kalian
Teman sekehiduoan
Seorang demi seorang
Aku menanggis
Dapatkah kita
Tertawa didalam bahasa yang sama
Merasa apa pula yang aku rasa
Berdansar dengan tempo dan irama
Pentas kehidupan yang sebenar
Mana mungkin ada banga
Didalam lakunan ini
Pentas ini bukan untuk mempersembahkan
Lakunan dan skrip sendiri
Pentas ini milik Dia untuk Dia hak Dia
Suka tidak
Jadilah seniman Ilahi
Seandainya Allah
Menyuruh aku menakluk Baitulmukaddis
Seperti Salahuddin Al Ayubi
Semata mata membuktikan kesetiaan
Tak berbelah bagi
Aku tegar
Biar bercerai jiwa dan raga ku
Seperti Masa'b yang shahid
Semata mata untuk membuktikan pengorbanan
Aku juga sanggup
Biar dceraikan hati dari jantungku
Seperti Saidina Hamzah
Semata mata untuk membuktikan akidah
Aku juga rela
Biar aku tinggalkan Istana
Seperti Ibrahim Adham
Semata mata untuk memahami rahsiaNya
Aku juga pasrah
Walau pun aku tak setanding
Singa singa Allah
Raja digelangang fisabillillah
Aku adalah raja dirimba hati ku
Yang sedang bertarung
Digelanggang jihatku
Masih mencoba
Menundukkan liar nafsuku
Menewaskan kilaf syaitan diakalku
Merungkaikan teka teki iblis
Dengan bisikkan was wasnya dihati aku
Membalut sendiri luka
Yang tersusuk dikalbuku
Seandainya
Ada ketelanjuranku
Didalam perhitunganku
Anggap saja aku ini haiwan
Yang baru belajar nak menjadi Insan
Jangan sesekali ambil hati
Segalanya telah aku telek
Aku hanya cuba buat yang terbaik
Tak seharusnya disepanjang hidupku
Terus hidup didalam keadaan menatang bodek
Biar aku terus dipersalahkan
Diludahi dengan caci dan benci
Aku tetap begini
Aku masih belajar memahami fitrah diri
Dan manusia yang penuh dengan teka teki misteri
Berselindung pada pegangan yang mistik
Hidup dengan pegangan yang tak realistik
Mengadunkan berbagai kilaf misunderstanding
Dan mencipta berbagai mistake, mistake, mistake.
No comments:
Post a Comment